Kota Yogyakarta (bahasa Jawa: ꦏꦸꦛ​ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Kutha Ngayogyakarta, pengucapan bahasa Jawa: [kuʈɔ ŋajogjɔˈkart̪ɔ]) adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota ini adalah kota besar yang mempertahankan konsep tradisional dan budaya jawa. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar keempat di wilayah Pulau Jawa bagian selatan menurut jumlah penduduk. Kota Yogyakarta juga pernah menjadi ibu kota RI pada tahun 1946.

Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara kurun tahun 1575–1640. Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram. Pada masa revolusi, Yogyakarta juga pernah menjadi ibu kota Indonesia antara tahun 1946 hingga 1950.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti "kedamaian" (atau tanpa perang, a "tidak", yogya merujuk pada yodya atau yudha, yang berarti "perang"), dan Karta yang berarti "baik". Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India di mana wiracarita Ramayana terjadi. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut babad (misalnya Babad Giyanti) dan leluri (riwayat oral) telah berupa sebuah dalem yang bernama Dalem Gerjiwati; lalu dinamakan ulang oleh Sunan Pakubuwana II sebagai Dalem Ayogya.[5]

Pusaka dan Identitas Daerah[sunting | sunting sumber]

  • Tombak Kyai Wijoyo Mukti

Merupakan Pusaka Pemberian Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tombak ini dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Senjata yang sering dipergunakan para prajurit ini mempunyai panjang 3 meter. Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan dhapur kudhuping gambir ini, landeannya sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu walikun, yakni jenis kayu yang sudah lazim digunakan untuk gagang tombak dan sudah teruji kekerasan dan keliatannya.

Sebelumnya tombak ini disimpan di bangsal Pracimosono dan sebelum diserahkan terlebih dahulu dijamasi oleh KRT. Hastono Negoro, di dalem Yudonegaran. Pemberian nama Wijoyo Mukti baru dilakukan bebarapa hari menjelang upacara penyerahan ke Pemkot Yogyakarta, pada peringatan hari ulang tahun ke-53 Pemerintah kota Yogyakarta tanggal 7 Juni 2000. Upacara penyerahan dilakukan di halaman Balaikota dan pusaka ini dikawal khusus oleh prajurit Kraton ”Bregodo Prajurit Mantrijero”.

Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kondisi Wijoyo Wijayanti. Artinya, kemenangan sejati pada masa depan, di mana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir bathin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Lokasi Kota Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung – Semarang – Surabaya – Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.

Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta.

Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya, sehingga batas-batas administrasi sudah tidak terlalu menonjol. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bersama Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua hal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi Yogyakarta dan daerah-daerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan Banguntapan).

Adapun batas-batas administratif Yogyakarta adalah:

UtaraKabupaten Sleman
TimurKabupaten Sleman
SelatanKabupaten Bantul
BaratKabupaten Sleman

Iklim & Cuaca[sunting | sunting sumber]

Kota Yogyakarta memiliki iklim yang sama dengan wilayah lain di Indonesia yaitu beriklim tropis, dengan tipe iklim muson tropis (Am). Angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin menyebabkan musim kemarau di wilayah kota Yogyakarta dan angin muson ini berlangsung pada periode Mei hingga Oktober. Sementara itu, angin muson barat–barat daya yang bersifat lembab dan membawa banyak uap air menyebabkan musim penghujan di wilayah kota Yogyakarta dan angin muson ini bertiup pada periode November hingga April. Rata-rata curah hujan di wilayah kota Yogyakarta adalah ±2012 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 100–150 hari hujan per tahunnya. Tingkat kelembapan rata-rata per tahun di wilayah ini adalah ±77%.[6]

sembunyiData iklim Kota Yogyakarta, DIY, Indonesia
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rekor tertinggi °C (°F)33.6
(92.5)
34.2
(93.6)
34.7
(94.5)
35.3
(95.5)
34.1
(93.4)
34.3
(93.7)
34.3
(93.7)
35.4
(95.7)
36.8
(98.2)
37.9
(100.2)
37.7
(99.9)
34.6
(94.3)
37.9
(100.2)
Rata-rata tertinggi °C (°F)29.8
(85.6)
30.2
(86.4)
30.4
(86.7)
31.3
(88.3)
31.1
(88)
31
(88)
30.3
(86.5)
30.7
(87.3)
31.2
(88.2)
31.4
(88.5)
30.7
(87.3)
30.1
(86.2)
30.68
(87.25)
Rata-rata harian °C (°F)26.3
(79.3)
26.5
(79.7)
26.6
(79.9)
27.1
(80.8)
26.9
(80.4)
26.2
(79.2)
25.4
(77.7)
25.6
(78.1)
26.4
(79.5)
27
(81)
26.8
(80.2)
26.5
(79.7)
26.44
(79.63)
Rata-rata terendah °C (°F)22.8
(73)
22.8
(73)
22.9
(73.2)
23
(73)
22.7
(72.9)
21.5
(70.7)
20.5
(68.9)
20.7
(69.3)
21.7
(71.1)
22.7
(72.9)
23
(73)
22.9
(73.2)
22.27
(72.02)
Rekor terendah °C (°F)20.4
(68.7)
20.3
(68.5)
18.3
(64.9)
19.8
(67.6)
18.1
(64.6)
16.4
(61.5)
16.3
(61.3)
17.4
(63.3)
17.9
(64.2)
18.5
(65.3)
19.9
(67.8)
20.1
(68.2)
16.3
(61.3)
Presipitasi mm (inci)362
(14.25)
324
(12.76)
249
(9.8)
210
(8.27)
114
(4.49)
67
(2.64)
26
(1.02)
21
(0.83)
54
(2.13)
108
(4.25)
220
(8.66)
257
(10.12)
2.012
(79,22)
Rata-rata hari hujan2119161210622591317132
kelembapan84838178777471697375778277
Rata-rata sinar matahari bulanan1551681862092172212482562242271951892.495
Sumber #1: Climate-Data.org[7]
Sumber #2: Weatherbase & WeatherAtlas[8][9]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]

Wali Kota Yogyakarta (bahasa Jawaꦮꦭꦶꦏꦸꦛ​ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠtranslit. Walikutha Ngayogyakarta) adalah pemimpin tertinggi di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Wali kota Yogyakarta bertanggungjawab kepada Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Yogyakarta ialah Haryadi Suyuti, dengan wakil wali kota Heroe Poerwadi. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Yogyakarta 2017. Jabatan wali kota ini merupakan periode kedua bagi Haryadi Suyuti dan menjadi wali kota ke sembilan sejak terbentuknya Kota Yogyakarta. Sementara wakiL wali kota Heroe Poerwadi, ini merupakan periode pertama menjabat.

Wali KotaBertugasWakil Wali KotaRef.
Mulai MenjabatAkhir Menjabat
(9)Pak-Haryadi-Suyuti- M9A5123.jpgHaryadi Suyuti22 Mei 2017PetahanaHeroe Poerwadi

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Telepon penting Kota Yogyakarta (klik gambar untuk memperbesar)

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Yogyakarta dalam tiga periode terakhir.

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2009–20142014–20192019–2024
  Gerindra(baru) 2Kenaikan 5Steady 5
  PDI-P11Kenaikan 15Penurunan 13
  Golkar5Steady 5Penurunan 4
  NasDem(baru) 1Kenaikan 4
  PKS5Penurunan 4Kenaikan 5
  PPP2Kenaikan 4Penurunan 1
  PAN5Steady 5Kenaikan 6
  Demokrat10Penurunan 1Kenaikan 2
Jumlah Anggota40Steady 40Steady 40
Jumlah Partai7Steady 8Steady 8


Kemantren[sunting | sunting sumber]

Kota Yogyakarta memiliki 14 Kemantren dan 45 Kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 410.262 jiwa yang tersebar di wilayah seluas 32,50 km² dengan tingkat kepadatan penduduk 12.623 jiwa/km².[10][11]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Yogyakarta, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KêmantrènHanacarakaTransliterasiJumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
34.71.04Danurejanꦢꦤꦸꦸꦉꦗꦤ꧀Danurĕjan3
34.71.05Gedongtengenꦒꦼꦝꦺꦴꦁꦠꦼꦔꦼꦤ꧀Gĕḍongtĕngĕn2
34.71.03Gondokusumanꦒꦤ꧀ꦢꦏꦸꦱꦸꦩꦤ꧀Gåndåkusuman5
34.71.10Gondomananꦒꦤ꧀ꦢꦩꦤꦤ꧀Gåndåmanan2
34.71.02Jetisꦗꦼꦛꦶꦱ꧀Jĕṭis3
34.71.14KotagedeꦏꦸꦛꦒꦼꦝꦺKuṭagĕdhé3
34.71.09Kratonꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀Karaton3
34.71.08Mantrijeronꦩꦤ꧀ꦠꦿꦶꦗꦼꦫꦺꦴꦤ꧀Mantrijĕron3
34.71.12Mergangsanꦩꦼꦂꦒꦁꦱꦤ꧀Mĕrgangsan3
34.71.06Ngampilanꦔꦩ꧀ꦥꦶꦭ꧀ꦭꦤ꧀Ngampilan2
34.71.11Pakualamanꦥꦏꦸꦮꦭꦩ꧀ꦩꦤ꧀Pakualaman2
34.71.01Tegalrejoꦠꦼꦒꦭ꧀ꦉꦗTĕgalrĕjå4
34.71.13Umbulharjoꦈꦩ꧀ꦧꦸꦭ꧀ꦲꦂꦗUmbulharjå7
34.71.07Wirobrajanꦮꦶꦫꦧꦿꦗꦤ꧀Wiråbrajan3
TOTAL45


Demografi[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk kota Yogyakarta, berdasar Sensus Penduduk 2010[12]., berjumlah 388.088 jiwa, dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara. Sementara tahun 2021 jumlah penduduk kota ini bertambah menjadi 415.509 jiwa dengan kepadatan 12.784 jiwa/km².[2]

Islam merupakan agama mayoritas yang dianut masyarakat kota Yogyakarta 83,40%, dengan jumlah penganut Kristen yang relatif signifikan (Katolik 9,89% dan Protestan 6,30%). Sebagian kecil lagi adalah pemeluk agama Buddha yakni 0,28%, Hindu 0,12% dan Konghucu 0,01%.[2] Seperti kebanyakan dari Islam kebanyakan di kota-kota pedalaman Jawa, mayoritas masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat.

Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta.

Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah adalah Universitas Gadjah MadaUniversitas Negeri YogyakartaInstitut Seni Indonesia YogyakartaUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Menurut Badan Bahasabahasa Jawa dialek Yogya-Solo merupakan bahasa daerah yang dituturkan mayoritas penduduk Kota Yogyakarta.[13] Menurut Statistik Kebahasaan 2019, bahasa ini menjadi satu-satunya bahasa daerah asli Kota Yogyakarta.[14] Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kota Yogyakarta adalah bahasa Indonesia.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Kota Yogyakarta sangat strategis, karena terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yogyakarta – Semarang, yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintas tengah Pulau Jawa. Karena itu, angkutan di Yogyakarta cukup memadai untuk memudahkan mobilitas antara kota-kota tersebut. Kota ini mudah dicapai oleh transportasi darat dan udara, sedangkan karena lokasinya yang cukup jauh dari laut (27 – 30 KM) menyebabkan tiadanya transportasi air di kota ini.

Transportasi darat[sunting | sunting sumber]

Bus kota[sunting | sunting sumber]

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang tidak mengenal istilah angkutan kota (angkot dengan armada minibus). Transportasi darat di dalam Yogyakarta dilayani oleh sejumlah bus kota. Kota Yogyakarta dahulu memiliki sejumlah jalur bus yang dioperasikan oleh koperasi masing-masing (antara lain Aspada, Kobutri, Kopata, Koperasi Pemuda Sleman, dan Puskopkar) yang melayani rute-rute tertentu:[15]

Trans Jogja[sunting | sunting sumber]

Trans Jogja, moda transportasi Bus Rapid Transit di Yogyakarta

Sejak Maret 2008, sistem transportasi bus yang baru, bernama Trans Jogja hadir melayani sebagai transportasi massal yang cepat, aman dan nyaman. Trans Jogja merupakan bus 3/4 yang melayani berbagai kawasan di Kota, Sleman dan sebagian Bantul. Hingga saat ini (Tahun 2017), telah ada 17 (tujuh belas) trayek yang melayani berbagai sarana vital di Yogyakarta, yaitu:[16]

  • Trayek 1A dan Trayek 1B, melayani ruas protokol dan kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan, seperti Stasiun Yogyakarta, Malioboro, Istana Kepresidenan Yogyakarta.
  • Trayek 2A dan Trayek 2B, melayani kawasan perkantoran Kotabaru dan Sukonandi.
  • Trayek 3A dan Trayek 3B, melayani kawasan selatan, termasuk juga kawasan sejarah Kotagede.
  • Trayek 4A dan Trayek 4B, melayani kawasan pendidikan, seperti UII, APMD, UIN Sunan Kalijaga, dan Stasiun Lempuyangan.
  • Trayek 5A dan Trayek 5B, melayani kawasan Jalan Magelang dan kawasan Seturan
  • Trayek 6A dan Trayek 6B, melayani kawasan barat daya, seperti kampus UMY dan Jalan Parangtritis.
  • Trayek 7, melayani kawasan timur seperti Jalan Wonosari dan Babarsari
  • Trayek 8, melayani kawasan barat seperti Gamping dan Ringroad Barat
  • Trayek 9, melayani kawasan sejarah bagian barat seperti Ngabean pasthy dan Pojok Beteng
  • Trayek 10, melayani kawasan Gamping dan Stasiun Lempuyangan
  • Trayek 11, melayani kawasan Condong Catur dan Pasar telo

Trans Jogja sangat diminati selain karena aman dan nyaman, tarif yang saat ini diterapkan juga terjangkau, yaitu Rp 3.500,- untuk sekali jalan, dengan dua sistem tiket: sekali jalan dan berlangganan. Bagi tiket berlangganan, dikenakan potongan sebesar 50% untuk pelajar dan 15% untuk umum.

Taksi[sunting | sunting sumber]

Taksi mudah dijumpai di berbagai ruas jalan di Yogyakarta, terutama di ruas protokol dan kawasan pusat ekonomi dan wisata. Ada berbagai perusahaan taksi yang melayani angkutan ini, dari yang berupa sedan hingga minibus.

Kereta api[sunting | sunting sumber]

Tampak depan Stasiun Yogyakarta 2020

Transportasi ke Yogyakarta dapat menggunakan kereta api, dengan berbagai tujuan seperti JakartaBandungPurwokertoKebumenSemarangSoloBlitarSurabayaMalangJember, dan Banyuwangi. Terdapat sebanyak kurang lebih 33 kereta api yang melintasi Kota Yogyakarta (dengan total sebanyak 121-139 total jadwal perjalanan perharinya).

Terdapat 2 stasiun besar di Kota Yogyakarta, yaitu Stasiun Yogyakarta (dikenal sebagai Stasiun Tugu) dan Stasiun Lempuyangan. Tersedia kereta api komuter yang menghubungkan Kutoarjo dengan Yogyakarta, kereta tersebut bernama Prameks, dan untuk penghubung Kota Surakarta dengan Yogyakarta, kereta tersebut bernama KRL Lin Yogyakarta yang merupakan pengganti KA Prameks Yogyakarta-Solo dan dikelola oleh KAI Commuter.

Selain itu juga tersedia KA Bandara YIA yang merupakan tujuan Stasiun Yogyakarta International Airport.

Bus[sunting | sunting sumber]

Bus AKAP tersedia dari dan ke semua kota di Pulau Jawa, datang dan berangkat dari Terminal Penumpang Yogyakarta, yang berada di Jalan Imogiri Timur, Giwangan, berada di tepi Jalan Lingkar Luar Selatan Yogyakarta, di batas wilayah antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul.

Transportasi udara[sunting | sunting sumber]

Transportasi udara dari dan ke seluruh wilayah DI Yogyakarta sekarang dilayani oleh bandara Internasional Yogyakarta terletak di kapanéwon Temonkabupaten Kulon Progo. Bandara ini melayani penerbang domestik ke kota-kota besar di Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Surabaya), Sumatra (Batam), Bali, Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan), dan Sulawesi (Makassar).

Selain itu, bandara ini juga melayani penerbangan harian ke Singapura dan Kuala Lumpur dengan AirAsia dan SilkAir.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Sekolah Dasar[sunting | sunting sumber]

Sekolah Menengah Pertama[sunting | sunting sumber]

Sekolah Menengah Atas[sunting | sunting sumber]

Sekolah menengah kejuruan[sunting | sunting sumber]

Lembaga Training dan Pelatihan

Pondok Pesantren[sunting | sunting sumber]

Pesantren Al Munawir , Krapyak

  • Madrasah Muallimin Muhammadiyah
  • Madrasah 'Aisyiah Yogyakarta Suronatan
  • Pondok Pesantren Al Barokah

Media massa[sunting | sunting sumber]

Televisi[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Kota Yogyakarta dapat menikmati sejumlah siaran televisi (lokal dan nasional, dari DIY maupun Jateng), dengan menggunakan televisi analog maupun televisi digital.

Koran[sunting | sunting sumber]

Kota Yogyakarta memiliki 11 koran yang terbit antara lain:

NamaJenisJaringanPerusahaanBahasa
Koran SINDO Edisi YogyakartaNasionalKoran SINDOSINDOMedia
(melalui MNC)
Indonesia
Republika Edisi YogyakartaRepublikaMahaka Media
Kompas Edisi YogyakartaKompasKompas Gramedia
Bisnis Indonesia Edisi YogyakartaBisnis IndonesiaJurnalindo Aksara Grafika
Media Indonesia Edisi YogyakartaMedia IndonesiaMedia Group
JoglosemarLokalSritexIntisari
Radar JogjaJawa PosGrup Jawa Pos
Kedaulatan Rakyat YogyakartaKedaulatan RakyatKedaulatan Rakyat
Tribun JogjaKompasKompas Gramedia
Harian JogjaBisnis IndonesiaJurnalindo Aksara Grafika

Radio[sunting | sunting sumber]

Kota Yogyakarta juga memiliki 35 buah stasiun radio yang bersiaran lokal.


0 comments: